Manusia Sebagai Pencipta dan Pengguna
Kebudayaan
A.PENGERTIAN
Budaya adalah bentuk jamak dari kata
budi dan daya yang bearti cinta,karsa dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal
dari bahasa Sansekerta budhayah yaitu
bentuk jamak kata buddhi yang bearti
budi atau akal. Dalam bahasa Ingrris,kata budaya berasal dari kata culture dalam bahasa belanda
diistilahkan dengan kata cultuur ,dalam
bahasa latin dari kata colera bearti
mengolah,mengerjakan,menyuburkan,mengembangkan tanah (bertani). Kemudian
pengertian ini dikembangkan dalam arti culture
yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah
alam. Berikut pengertian budaya atau kebudayaan menurut beberapa ahli:
1.
R. Linton ,kebudayaan dapat dipandang sebgai konfigurasi tingkah
laku yang diperlajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari,dimana unsur
pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lain.
2.
Herkovits kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang
diciptakan oleh manusia.
3.
E. B. Taylor ,budaya adalah suatu keseluruhan kompleks
yang meliputi pengetahuan,kepercayaan,kesenian,moral,keilmuan,hukum,adat
istiadat, dan kemampuan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
4.
Koentjaraningrat ,mengartikan bahwa kebudayaan adalah
keseluruhan sistem gagasan milik diri manusia itu sendiri.
5.
Selo soemardjan dan Soelaeman
Soemardi bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya,rasa dan cipta
masyarakat.
Dengan demikian kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek
kehidupan manusia baik material maupun non material. Sebagian besar ahli yang
mengartikan kebudayaan seperti ini kemungkinan besar sangat diipengaruhi oleh
pandangan evolusionisme yaitu suatu
teori yang mengatakan bahwa kebudayaan itu akan berkembang dari tahap yang
sederhana menuju tahapan yang lebih kompleks.
Kebudayaan
sebagai “sudut pandang umum”
Selama Era Romantis, para cendikiawan di Jerman, khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan nasionalisme. Seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk
menyatukan Jerman, dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas
melawan Kekaisaran Austro-Hunggaria mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam
“sudut pandang umum”. Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan
budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya
tidak dapat diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya
pemisahan antara “berkebudayaan” dengan “tidak berkebudayaan” atau kebudayaan
“primitif.” Pada akhir abad ke-19, para ahli
antropologi telah memakai
kata kebudayaandengan definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan
berevolusi bersama, dan dari evolusi itulah tercipta kebudayaan. Pada tahun
50-an, subkebudayaan kelompok dengan
perilaku yang sedikit berbedan dari kebudayaan induknya mulai dijadikan subjek
penelitian oleh para ahli sosiologi. Pada abad ini pula, terjadi popularisasi ide kebudayaan perusahaan –
perbedaan dan bakat dalam konteks pekerja organisasi atau tempat bekerja.
Kebudayaan sebagai
mekanisme stabilisasi
Teori-teori
yang ada saat ini menganggap bahwa (suatu) kebudayaan adalah sebuah produk dari
stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi menuju kebersamaan dan kesadaran
bersama dalam suatu masyarakat, atau biasa disebut dengan tribalisme
Kebudayaan di antara
masyarakat
Sebuah
kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur),
yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan
dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal,
diantaranya karena perbedaan umur, ras,etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender,
Ada beberapa cara
yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan imigran dan kebudayaan yang
berbeda dengan kebudayaan asli. Cara yang dipilih masyarakat tergantung pada
seberapa besar perbedaan kebudayaan induk dengan kebudayaan minoritas, seberapa
banyak imigran yang datang, watak dari penduduk asli, keefektifan dan
keintensifan komunikasi antar budaya, dan tipe pemerintahan yang berkuasa.
·
Monokulturalisme: Pemerintah mengusahakan terjadinya asimilasikebudayaan sehingga masyarakat yang berbeda kebudayaan
menjadi satu dan saling bekerja sama.
·
Leitkultur (kebudayaan
inti): Sebuah model yang dikembangkan oleh Bassam Tibi di Jerman. Dalam Leitkultur, kelompok minoritas dapat menjaga
dan mengembangkan kebudayaannya sendiri, tanpa bertentangan dengan kebudayaan
induk yang ada dalam masyarakat asli.
·
Melting Pot: Kebudayaan
imigran/asing berbaur dan bergabung dengan kebudayaan asli tanpa campur tangan
pemerintah.
·
Multikulturalisme: Sebuah kebijakan yang mengharuskan imigran dan
kelompok minoritas untuk menjaga kebudayaan mereka masing-masing dan
berinteraksi secara damai dengan kebudayaan induk.
B.PERWUJUDAN KEBUDAYAAN
Beberapa ilmuwan seperti Talcott Parson (Sosiolog) dan al kroeber (antropolog) menganjurkan
untuk membedakan wujud kebudayaan secara tajam sebagai suatu sistem. Yang
dimana wujud kebudayaan itu adalah sebagai suatu rangkaian tindakan dan
aktivitas manusia yang berpola. Sejalan dengan pikiran para ahli tersebut Koentjaraningrat mengemukakan bahwa
kebudayaan itu dibagi atau digolongkan dalam tiga wujud,yaitu:
1.
Wujud sebagai suatu kompleks dari
ide-ide,gagasan,nilai,norma dan peraturan.
Kebudayaan
ideal ini disebu pula tata kelakuan,hal ini menunjukan bahwa budaya ideal
mempunyai fungsi mengatur,mengendalikan dan memberi arah kepada
tindakan,kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat sebagai sopan santun.
Kebudayaan ideal ini dapat disebut adat atau ada istiadat yang sekarang banyak
disimpan dalam arsip dan komputer. Kesimpulannya,budaya ideal ini merupakan
perwujudan dan kebudayaan yang bersifat abstrak.
2.
Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks
aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
Wujud
tersebut dinamakan sistem sosial karena menyangkut tindakan dan kelakuan
berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa diobservasi dan
didokumentasikan karena dalam sistem sosial ini terdapat aktivitas manusia yang
berinteraksi dan berhubungan serta bergaul satu dengan yang lainnya dalam
masyarakar. Kesimpulannya sistem sosial ini merupakan perwujudan kebudayaan
yang bersifat konkrey dalam bentuk perilaku dan bahasa.
3.
Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil
karya manusia.
Wujud
terakhir ini disebut pula kebudayaan fisik. Dimana wujud budaya ini hampir
seluruhnya merupakan hasil fisik (aktivitas perbuatan dan karya semua manusia
dalam masyarakat). Sifatnya paling konkret dan berupa benda atau hal yang dapat
diraba,dilihat dan difoto yang berwujud besar ataupun kecil. Contohnya candi
borobudur (besar).teknik bangunan misalnya cara pembuatan tembok dengan fondasi
rumah yang beda tergangtung pada kondisi. Kesipulannya fisik ini merupakan
perwujudan kebudayan yang bersifat konkret dalam bentuk materi atau artefak.
C.ISI UTAMA BUDAYA
Isi utama kebudayaan merupakan wujud
abstrak dari segala macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan didalam
masyarakat yang memberi jiwa kepada masyarakat itu sendiri,baik dalam bentuk
atau berupa sistempengetahuan,nilai,pandangan hidup,kepercayaan,persepsi dan
etos kebudayaan.
1. Sistem
Pengetahuan
Sistem
pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial merupaka suatu
akumulasi dari perjalanan hidupnya dalam hal berusaha memahami:
a.
Alam
sekitar
b.
Alam
flora dan fauna didaerah tempat tinggal
c.
Zat-zat
bahan mentah dan benda dalam lingkungannya.
d.
Tubuh
manusia
e.
Sifat
dan tingkah laku sesama manusia
f.
Ruang
dan waktu
Untuk memperoleh pengetahuan diatas,manusia melakukan 3 cara yaitu:
a.
Melakukan
pengalaman dalam kehidupan sosial. Pengetahuan melalui pengalaman langsung ini
akan membentuk kerangka pikir individu untuk bersikap dan bertindak sesuai
dengan aturan yang dijadikan pedomannya.
b.
Berdasarkan
pengalaman yang diperoleh melalui pendidikan formal maupun pendidikan
non-formal.
c.
Melalui
petunjuk-petunjuk yang bersifat simbolisis yang sering disebut sebagai
komunikasi simboliks.
2. Nilai
Nilai merupakan sesuatu yang baik yang selalu
diinginkan dan dianggpa penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyrakat.
Karena itu sering dikatakan memiliki nilai apabila berguna dan berharga nilai
kebenarannya ,indah nilai estetikanya,baik nilai moralnya dan religius (nilai
agama).
C. kluchohn mengatakan bahwa yang menentukan orientasi nilai budaya
manusia didunia adalah lima 5 dasar yang bersifat universal,yaitu:
a. hakikat hidup manusia
b. hakikat karya manusia
c. hakikat waktu manusia
d. hakikat alam manusia
e. hakikat hubungan antarmanusia.
3. Pandangan
Hidup
Pandangan hidup merupakan pedoman bagi suatu
bangsa atau masyarakat dalam menjawab
atau megatasi berbagai masalah yang dihadapinya. Didalamnya terkandung konsep
nilai kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu masyarakat. Oleh karena
itu,pandangan hidup merupakan nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dengan
dipilih secara selektif oleh individu,kelompok atau bangsa.
4. Kepercayaan
Kepercayaan yang mengandung arti yang lebih
luas daripada agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pada
dasarnya, manusia yang memiliki naluri untuk menghambakan diri kepada yang
Mahatinggi ,yaitu dimensi lain diluar diri dan lingkunagnnya yang dianggap
mampu mengendalikan hidup manusia. Dorongan ini sebagai akibat atau refleksi
ketidakmampuan manusia dalam menghadapi tantangan-tantangan hidup dan hanya
yang Mahatinggi saja yang mampu memberika kekuatan dalam mencari jalan keluar
dari permasalaha hidup dan kehidupan.
5. Persepsi
Persepi atau sudut pandang ialah suatu titik
tolak pemikiran yang tersusum dari seperangkat kata-kata yang digunakan untuk
memahami kejadian atau gejala dalam kehidupan.
Persepsi terdiri atas:
1.persepsi sensorik ,yaitu persepi yang terjadi tanpa meggunakan salah
satu indra manusia.
2.persepsi telepati,yaitu kemampuan pengetahuan kegiatan mental
individual lain.
3.persepsi clairvoyance,yaitu kemampuan melihat peristiwa atau kejadian
ditempat lain,jauh dari tempat orang yang bersangkutan.
6. Etos
Kebudayaan
Etos atau jiwa kebudayaan (dalam antropolog) berasal dari bahasa inggris
bearti watak khas. Etos sering tampak pada gaya perilaku warga ,misalnya kegemaran
warga masyrakatnya serta berbagai benda budaya hasil karya mereka,dilihat dari
luar oleh orang asing. Contohnya kebudayaan batak dilihat oleh orang
jawa,sebagai orang yang agresif ,kasar,kurang sopa n,tegas,konsekuen dan
berbicara apa adanya. Sebaliknya,orang jawa dilihat orang batak. Bahwa orang
jawa memancarkan keselarasa,ketenangan yang berlebihan,lamban,tingkah laku yang
sukar ditebak,gagasan yang berbelit-belit serta diskriminasi terhadap tingkatan
sosial.
D.SIFAT-SIFAT BUDAYA
Kendati kebudayaan yang dimiliki setiap
masyarakat tidak sama. Dimana sifat-sifat budaya itu akan memiliki ciri-ciri
yang sama bagi semua kebudayaan manusia tanpa membedakan faktor-faktor
ras,lingkungan alam atau pendidikan. Yaitu sifat hakiki yang berlaku umum bagi
semua budaya dimanapun. Sifat hakiki kebudayaan tersebut antara lain:
1.
Berwujud
dan tersalurkan dari peilaku manusia.
2.
Budaya
telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak
akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3.
Budaya
diperlukan oleh manusia dan diwujudkan tingkah lakunya.
4.
Budaya
mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban,tindakan yang ditetrima dan
ditolak. Tindakan yang dilarang dan tindakan yang diizinkan.
E.SISTEM BUDAYA
Sistem budaya merupakan komponen
kebudayan yang bersifat abstrak dan terdiri dari pikiran,gagasan,konsep serta
keyakinan dengan demikian sistem kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan
yang dalam bahasa indonesia lebih lazim disebut sebagai adat istiadat.
Dalam sistem budaya ini terbentuk
unsuur-unsur yang paling berkaitan satu dengan yang lainnya. Sehingga tercipta
tata kelakuan yang terwujud dalam unsur kebudayaan sebagai satu kesatuan.
Sistem kebudayaan suatu daerah akan
menghasilkan jenis-jenis kebudayan yang berbeda. Jenis-jenis kebudayaan ini
dapat dikelompokan menjadi:
·
Kebudayaan
material
Antara
lain hasil cipta,karsa yang berwujud benda,barang alat pengolahan alam,seperti
gendung,pabrik,jalan,rumah dan sebagainya.
·
Kebudayaan
non-material
Merupakan
hasil cipta,karsa yang berwujud kebiasaan,adat-istiadat,ilmu pengetahuan dan
sebagainya. Non material antara lain norma kelaziman,norma hukum,norma
kesusilaan dan fashion.
F.MANUSIA SEBAGAI PENCIPTA DAN PENGGUNA
KEBUDAYAAN
Tercipta atau terwujudnya suatu
kebudayaan adalah sebagai hsil interaksi antara manusia dengan segala isi alam
raya ini. Manusia yang telah dilengkapi Tuhan dengan akal dan pikirannya
menjadikan mereka khalifah dimuka bumi dan diberikan kemampuan sebgaai daya
manusia. Manusia mempunyai kemampuan daya antara lain akal,intelegensi,perasaan
dan emosi,kemauan dan perilaku.
Dengan sumber kemampuan daya manusia
tersebut,bahwa manusia manciptakan kebudayaan. Ada hubungan antara manusia
namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain,kebudayaan
ada karea ada manusia penciptanya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan
yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup yang selalu didukung oleh
manusia.
Kebudayaan mempunyai kegunaan yang
sangat besar bagi manusia. Bermacam-maacam kekuatan yang harus dihadapi
masyarakat dan anggotanya seperti kekuatan alam maaupun kekuatan lain yang
tidak selalu baik dibidang spritual maupun material. Kebutuhan-kebutuhan
tersebut dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri.
Hasil karya manusia menimbulkan
teknologi yang mempunyai kegunaan utama dala melindungi manusia terhadap
lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai:
1.
Suatu
hubungan pedoman antar manuisa atau kelompoknya.
2.
Wadah
untuk menyalurkan perasaan dan kemampuan lain.
3.
Sebagai
pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.
4.
Pembeda
manusia dan binatang.
5.
Petunjuk
tentang bagaimana manusia harys bertindak dan berperilaku didalam pergaulannya.
Manusia
merupakan makhluk yang berbudaya melalui akalnya dapat mengembangkan
kebudayaan. Begitu pula manusia hidup dan tergantung pada kebudayaan hasil
ciptaannya. Kebudayaan juga memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah
lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya.
Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan
masyarakat,berbagai maacam kekuatan harys dihadapi manusia dan masyrakat
seperti kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu manusia dan masyrakat
memerlukan kepuasan baik secara spritual maupun materil.
Kebudayaan masyraat tersebut sebagian besar di penuhi oleh kebudayaan
yang bersumber pada masyarakat. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi
atau kebudayaan kebendaan yang mampunyai kegunaan utama dalam melindungi
masyrakat terhadap lingkungan didalamnya.
Dalam tindakan untuk melindungi diri dari lingkungan alam,pada taraf
permulaan manusia bersikap menyerah dan semata-mata bertindak didalm batas
untuk melindungi dirinya. Keadaan yang berbeda pada masyarakar yang telah
kompleks,dimana taraf kebudayaannya lebih tinggi. Hasil karya tersebut yaitu
teknologi yang memberikan kemungkinan yang luas untuk memanfaatkan hasil alam
bahkan menguasasi alam.
G.PENGARUH BUDAYA TERHADAP LINGKUNGAN
Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan
tempat kebudayaan itu berkembang. Usaha untuk menjelaskan perilaku manusia
sebagai perilaku budaya dalam kaidah dengan lingkungannya,terlebih lagi budaya
akan mengandung banyak variabel yang saling berhubungan dalam keseluruhan sistem.
Pendekatan yang saling berhubungan dengan psikologis lingkungan adalah
pendekatan sistem yang melihat rangkaian sistematik antara beberapa sub-sistem
yang ada dalam melihat kenyataan lingkungan total yang melingkupi satuan budaya
yang ada.
H.PROSES DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN
Sebagaimana telah diketahui bahwa kebudayaan merupakan hasil cipta,karsa
dan rasa manusia oleh karenanya kebudayaan mengalami perubahan dan
perkembangannya sejalan dengan perkembangan manusia itu sendiri. Perkembangan
tersebut dimaksud untuk kepentingan manusia karena kebudayaan diciptakan oleh
dan untuk manusia.
Perkembangan budaya terhadap dinamika kehidupan seseorang bersifat
kompleks dan memiliki eksistensi dan berkesinambungan dan juga menjadi warisan
sosial.
Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak akan terhindar dari
pengaruh kebudayaan kelompok lain dengan adanya komunikasi antar kelompok atau
melalui proses.
Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan disegala bidang
termasuk dalam hal kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut suatu
kelompok sosial akan bergeser. Cepat atau lambat pergeseran ini akan
menimbulkan konflik antara kelompok-kelompok yang menghendaki perubahan.
Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan
adanya kontrol atau kendali terhadap perilaku reguler (yang tampak) yang
ditampilkan oleh para penganut kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang
ditampilkan sangat bertolak belakang dengan budaya yang dianut didalam kelompok
sosialnya. Yang diperlukan disini adalah kontrol sosial yang ada dimasyarakat.
Sehingga mereka dapat memilih kebudayaan mana yang cocok dengan mereka.
I.PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN
Beberapa Problematika kebudayaan antara lain:
1.
Hambatan
budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
2.
Hambatan
budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang hambatan
budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang ini dapat
terjadi antara masyarakat dan pelaksana pembangunan.
3.
Hambatan
budaya berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
4.
Masyarakat
yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyrakat lain.
5.
Sikap
tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.
6.
Sikap
etnosentrisme adalah sikap yang mengagungkan budaya suku bangsanya sendiri dan
menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
7.
Perkembangan
IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan sering kali disalahgunakan oleh manusia.
J.PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Sebagaimana diketahui bahwa
kebudayaan mengalami perkembangan(dinamis) seiring dengan perkembangan manusia.
Dengan demikian,kebudayaan akan mengalami perubahan. Ada beberapa faktor yang
menjadi penyebab kebudayaan,yaitu:
a.
Perubahan
lingkungan alam
b.
Perubahan
yang disebabkan adanya komunikasi dengan suatu kelompok lain.
c.
Perubaha
karena adanya penemuan.dll
Namun perubahan kebudayaan sebagai hasil cipta,karsa dan rasa manusia
adalah tentu saja perubahan yang memberi nilai manfaat bagi manusia dan
kemanusiaanmbukan sebaliknya yaitu yang akan memusnahkan manusia sebagai
pencipta kebudayaan tersebut.
Referensi:
-http://wikipedia.org/manusia-dan-kebudayaan
-Ilmu
Sosial Budaya Dasar; Dr.Elly M.Setidadi M,si Dkk
Komentar
Posting Komentar