Manusia dan Lingkungan

A.PENGERTIAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN
1.pengertian manusia
            Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam,mengalami kelahiran,pertumbuhan,perkembangan hingga menutup usia serta berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik.
2.pengertian lingkungan
            Lingkungan adalah suatu mediadimana makhluk hidup tiggal,mencari penghidupannya dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks dan nyata.
B.Hakikat dan Makna Lingkungan bagi Manusia
            Manusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya. Pada mulanya, manusia mencoba mengenal lingkungan hidupnya, kemudian barulah manusia berusaha menyesuaikan dirinya. Lebih dari itu, manusia telah berusaha pula mengubah lingkungan hidupnya demi kebutuhan dan kesejahteraan. Dari sinilah lahir peradaban –istilah Toynbee- sebagai akibat dari kemampuan manusia mengatasi lingkungan agar lingkungan mendukung kehidupannya. Misalnya, manusia menciptakan jembatan agar bisa melewati sungai yang membatasinya.
            Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari, dan memiliki   karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks dan riil (Elly M. Setiadi,2006). Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya.
            Lingkungan dapat berbentuk lingkungan fisik dan nonfisik. Lingkungan alam dan buatan adalah lingkungan fisik. Sedangkan lingkungan nonfisik adalah lingkungan sosial budaya di mana manusia itu berada. Lingkungan alam adalah keadaan yang diciptakan oleh Allah untuk manusia. Lingkungan buatan adalah dibuat oleh manusia. Lingkungan sosial adalah wilayah tempat berlangsungnya berbagai kegiatan, yaitu interaksi sosial antara berbagai kelompok beserta pranatanya dengan simbol dan nilai, serta terkait dengan ekosistem (sebagai komponen lingkungan alam) dan tata ruang atau peruntukan ruang (sebagai bagian dari lingkungan binaan/buatan).
            Lingkungan sangat penting bagi kehidupan manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Arti penting lingkungan bagi manusia adalah sebagai berikut
1.     Lingkungan merupakan tempat hidup manusia. Manusia hidup, berada, tumbuh, dan berkembang di atas bumi sebagai lingkungan.
2.     Lingkungan memberi sumber-sumber penghidupan manusia.
3.     Lingkungan memengaruhi sifat, karakter, dan perilaku manusia.
4.     Lingkungan member tantangan bagi kemajuan peradaban manusia.
5.     Manusia memperbaiki, mengubah, bahkan menciptakan lingkungan untuk kebutuhan dan kebahagiaan hidup.
C.KUALITAS PENDUDUK DAN LINGKUNGAN TERHADAP KESEJAHTERAAN MANUSIA
1.      Hubungan Penduduk dengan Lingkungan dan Kesejahteraan
Penduduk pada dasarnya adalah orang-orang yang tinggal disuatu tempat yang secara bersama-sama menyelenggarakan kehidupannya. Penduduk Negara adalah orang-orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah Negara, tunduk pada kekuasaan politik Negara dan menjalani kehidupannya di bawah tata aturan Negara yang bersangkutan. Hal yang berkaitan dengan penduduk Negara meliputi :
a.Aspek kualitas penduduk, mencakup tingkat pendidikan, keterampilan, etos kerja, dan kepribadian.
b. Aspek kuantitas penduduk yang mencakup jumlah penduduk, pertumbuhan, persebaran, perataan, dan perimbangan penduduk di tiap wilayah Negara (Winarno,2007).
Petumbuhan penduduk akan selalu berkaitan dengan masalah lingkungan hidup. Penduduk dengan segala aktivitasnya akan memberikan dampak terhadap lingkungan. Demikian pula makin meningkatnya upaya pembangunan menyebabkan makin meningkat dampak terhadap lingkungan hidup. Dampak lingkungan hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha atau kegiatan. Lingkungan hidup bisa berdampak positif dan negatif bagi kesejahteraan penduduk. Contoh perubahan positif : pembangunan jalan-jalan raya yang bisa menghubungkan daerah-daerah yang sebelumnya terisolir penghijauan, penanaman turus jalan. Perubahan yang positif dari lingkungan tersebut tentu dapat memberikan keuntungan dan sumber kesejahteraan bagi penduduk. Contoh negatif : yaitu kerusakan lingkungan hidup.
Kesejahteraan hidup penduduk Negara sangat ditentukan oleh kualitas penduduk yang bersangkutan. Kulitas penduduk mencerminkan kualitas insani dan sumber daya manusia yang dimiliki Negara.
2.Hubungan Lingkungan dengan Kesejahteraan Manusia
      Lingkungan dapat memberikan sumber kehidupan agar manusia dapat hidup sejahtera. Lingkungan hidup menjadi sumber dan penunjang hidup. Dengan  demikian, lingkungan mampu memberikan kesejahteraan dalam hidup manusia.
            Pada masa sekarang, manusia tetap menginginkan lingkungan sebagai tempat maupun sumber kehidupannya yang dapat mendukung kesejahteraan hidup. Melalui ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia mengusahakan lingkungan yang sebelumnya tidak memiliki daya dukung serta lingkungan yang tidak dapat untuk hidup (unhabitable) menjadi lingkungan yang memiliki daya dukung yang baik dan bersifat habitable. Contoh : manusia membangun bendungan, dam, atau waduk guna menampung air. Air tersebut digunakan untuk cadangan jika terjadi kemarau panjang, air bendungan digunakan untuk mengairi sawah-sawah waega. Air juga digunakan sebagai penggerak untuk pembangkit listrik. Daerah-daerah yang sebelumnya gersang, seperti daerah gurun di Arab sekarang ini sudah bisa ditanami pepohonan. Manusia membuat saluran khusus untuk menyalurkan air sungai ke wilayah tersebut. Bahkan, dalam waktu tertentu dibuat hujan buatan.
            Dewasa ini, manusia dengan kemampuan ilmu pengetahuan yang maju dan teknologi modern dapat mengatasi keterbatasan lingkungan, terutama yang bersifat fisik atau lingkungan alam. Daerah-daerah yang pada masa lalu dianggap tidak mungkin dapat digunakan sebagai tempat hidup, sekarang ini dimungkinkan. Daerah itu sekarang mampu memberi kesejahteraan bagi hidup manusia berkat penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah meningkatkan kualitas hidup manusia melalui penciptaan lingkungan hidup yang mendukungnya.
            Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan lingkungan hidup. Pemgelolaan lingkungan memiliki tujuan sebagai berikut:
a.       Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan membangun manusia seutuhnya.
b.      Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
c.       Mewujudkan manusia sebagai Pembina lingkungan hidup.
d.      Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan dating.
e.       Melindungi Negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah Negara yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.
Hakikat pengelolaan lingkungan hidup oleh manusia adalah bagaimana manusia melakukan berbagai upaya agar kualitas manusia meningkat sementara kualitas lingkungan juga semakin baik. Lingkungan yang berkualitas pada akhirnya akan memberikan manfaat bagi manusia, yaitu meningkatkan kesejahteraan.
 D.SEJARAH PERUBAHAN LINGKUNGAN HIDUP.
            Dengan pejalanan waktu, struktur tata lingkungan juga mengalami banyak perubahan, Adapun, urutan perubahan itu seperti berikut:
1. Tata Lingkungan Alami.
Mahluk hidup secara keseluruhan merupakan penyebab utama tejadinya berbagai perubahan dalam sistem kehidupan. sejakjaman dulu, kecuali manusia, mahluk hidup yang lain itu menjadi penyebab timbulnya perubahan alam yang tericikan, keseimbangan, dan keselarasan.
Tata lingkungan alami merupakan lingkungan yang belum tejamah oleh kehidupan manusia, struktur bentuk lingkungan alami masih ditentukan oleh faktor‑faktor alami itu sendiri seperti : Iklim, tanah, vegetasi jasad hidup, tumbuhan dan hewan. Karena, faktor‑faktor atau elemen‑eleman yang mempengaruhi struktur dari ekosistem tidak saina sifatnya, tidak mengherankan jika bumi terdapat ragam itu umumnya berubah sifat dan wajahnya disebabkan oleh bencana alam dan atau keran ulah manusia.
2. Tata Lingkungan Manusia sebagai Pemburu dan Pengumpul
Dalam perkembangan selanjutnya, pada masa manusia hidup sebagai pemburu dan pengumpul, manusia belum mengenal pertanian dan petemakan. Mereka belum memiliki tempat tinggal yang tetap. Mereka umunmya hidup berpindah pindah dari satu tempat ke tempat yang lain secara berkelompok. Tumbuhan tumbuhan dan biji‑bijian yang dapat dimakan, mereka kumpulkan dari hutan, rawa, padang rumput, atau hewan yang berhasil mereka buruh dihutan, didanau atau disungai.
3.Tata Lingkungan Masa Manusia Bertani Menetap
Pada fase ini manusia mulai melakukan aktivitas berladang tetapi masih berpindah‑pindah dengan bercocok tanam. Umumnya mereka telah menanwn jenis tanaman tertentu yang dapat dimanfaatkan untuk menompang hidup dan kehidupannya. Mereka juga telah bertemak jenis hewan tertentu, sehingga mereka dapat melakukan pembudidayaaan tumbuh‑tumbuhan dan hewan peliharaan. Peladangan berpindah pada dasamya terdiri dari atas mebuka sebidang tanah dihutan dan menanami lahan hutan yang telah dibuka itu selama dua atau tiga tahun. Kemudian lahan itu ditinggalkan dan membuka lahan hutan yang baru ditempat lain. Pada saatnya panen, mereka kembali utnuk memetik hasil tanaman tersebut, kemudian menanam kembali dan seterusnya. Pada dasamya mereka hidup berpindah‑pindah dan bergerombol.
4.Tata Lingkungan Masa Manusia Bertani Menetap
Dalam fase (perkembangan) ini, cara bercocok tanam dengan pola pertanian menetap sudah dianggap sebagai tingkat evolusi tertinggi dalam perkembangan masayarakat agraris. Pertanian menetap dengan padi sawah sangat dimugkinkan, karena sistem sawah merupakan sistem yang terdukung keberlanjutannya (lesatri). Bertani secara menetap bisa dilakukan pada tanah kering atau tanah tergenang air atau tanah yang digenagi dengan air.
        Berdasarkan perkembangan yang ada, pola pertanian yang awalnya dilakukan
manusia ialah dengan bercocok tanam diatas tanah kering disekitar rumah yang dinamakan perkarangan. Tetapi dengan meningkatnya jumlah anggota keluarga dan meningkatnya kebutuhan akan bahan makanan mereka, selanjutnya tanah pertanian semakin diperluas. Tanah tanah kering yang dijadikan daerah pertanian tetap ini dulunya, disebut tegalan. Disamping itu ada pertanian diatas tanah sawah, yakni tanah pertanian yang secara periodik atau terus menerus digenagi air dan ditanami padi atau tanaman pangan lainnya.
5. Tata  Lingkungan Pada Masa Industri
Peningkatan jumlah penduduk pada. negara, industri biasanya, disertai pula, dengan peningkatan kebutuhan hidup, baik secara. kuantitatif maupun kualitattif. Akbiat dari peningkatan kebutuhan hidup yang bemaekaragam. jumlah dan kualitasnya, menyebabkan terkurasnya. sumberdaya, alam. melalui berbagai cara. Perkembangan ini disesuaikan dengan kemajuan teklnologi yang ada, yang sudah dikuasai manusia. Beban atas sumberdaya, alam semakin hari semakin berat. Pada. negara maju (industri) terjadi perubahan struktur dan ekosistem yang meliputi:
1). Perubahan dalam bidang pertanian, seperti pengaturan hak‑hak atau tanah, sistem pertanian, mekanisasi dan perbaikanj keteknikan. perubahan struktur usaha. tani, penggunaan pupuk pabrik dan obat‑obatan.
2). Perkembangan kota‑kota, yang mendatangkan. timbulnya, urbanisasi
3). Perubahan yang sangat fundeamental seperti lahimya, ” Masyarakat Industri” disamping” Masyarakat Agraris, timbulnya manyarakat pengusaha, masayarakat tenaga kerja, dan masayarakat pelayan jasa.
4). Timbulnya, masalah‑masalah kota, besar seperti masalah “Human Ekologi”, sosial hygienis dan masalah sosial psychologis.
5). Pertumbuhan. penduduk yang menanjak dengan segala, akibatnya.
Kota industri temyata, memiliki pengaruh negatif pada, tumbuh‑tumbuhan dan hewan. Dengan menurunnya, permukaan air tanah, tertutupnya, sebgain besar permukaan tanah oleh rumah‑rumah, gedung gedung, tercemamya, tanah karena, masuknya, bahan‑bahan kimia, dan. sisa‑sisa, buangan dari industri, menyebabkan gangguan pertumbuhan tanaman.
        Dengan adanya, indutrialisasi berubah pula stmktur dan lingkungan alami dari daerah pedesaaan. Dalam tahapan ini, yang paling menyolok adalah terjadinya urbanisasi tenaga‑tenaga di desa, semakin menyempitnya, lahan pertanian, semakin meluasnya daerah kota dan daerah industri serta masuknya teknologi modemt ke desa, semua itu mendorong munculnya urbanisasi. Wajah lahan pertanian dalam phase industri jauh berbeda dengan wajah sebelumnya. Yang sangat mencolok adalah perubahan‑perubahan berikut ini :
1). Keanekaragaman sistem pertanian dan wajah pertanian tidak tampak lagi, pertanian lebih banyak mononton dan menjemukan.
2). Hutan‑hutan kecil yang dulu tersebar merata, sudah tidak tampak lagi.
3). Sapi‑sapi penarik alat pertanian sudah diganti dengan mesin‑mesin dan trkator, demikian pula untuk memanen hasil bumi yang tadinya menggunakan tenaga manusia, diganti dengan tenaga mesin.
4). Pemberantasan hama yang dahulu banyak dilakukan secara mekanis, diganti dengan cara penyemporotan dengan obat‑obatan dan sebagainya.
Dengan adanya perubahan tersebut, pengaliran energi dan materi dalam ekosistem pertanian dalam phase indutri sangat berbeda dengan wajah pengaliran energi dan materi dari ekosistem pertanian pada phase sebelum industri. Perubahan struktur dan tata lingkungan dari daerah pedesaaan dinegara‑negara maju mendatangkan pula masalah yang, sifatnya lebih banyak sosial ‑ politik dan sosial ‑ ekonomi, yaitu : timbulnya perebutan lahan untuk keperluan industri, pertanian, perdagangan, pemukiman, dan relcreasi/wisata.

E. PERUBAHAN LANSEKAP
Lansekap secara terus‑menerus berubah, secara perlahan berdasarkan kurun waktu tertentu, dalam waktu geologis dan evolusi dengan proses geomorfologi. Seluruhnya berubah dengan lebih cepat dengan pertgantian spesies secara lokal atau regional. Suatu pendekatan lansekap regional terhadap pelestarian, menuntut suatu integrasi metodologi ekologi yang mengkoordinasikan data dari spesies individual yang terdapat pada pola‑pola lansekap regional.
Berapa spesies langica mungkin mempunyai arti elcologis yang penting terhadap fungsi ekosistem. Didadalam perencanaan lansekap regional, pelestarian lansecap secara keseluruhan dengan kelengakapan keanekaragaman genetik asli adalah sangat ideal. Hal itu untuk mempertahanakan spesies dan proses ekologis dalam suatu lansekap. Degradasi terhadap lansekap yang terjadi pada umumnya disebabkan oleh aktivitas manusia, sehingga menyebabkan perubahan yang jauh berbeda bila dibandingkan dengan gangguan pada lansekap alamiah.
Perkembangan terhadap peruabahan lansekap dapat dibedakan menjadi 5 (lima) tipe, menurut Forman dan Gordon (1986) meliputi hal‑hal berikut:
1). Lansekap Alamiah
     Dalam lansekap alamiah perubahan yang mungkin te~adi disebabkan oleh alam dan bukan sebagai akbiat dan kegiatan manusia. Dalam matrik lensekap alamiah, bercak dan koridor yang tedadi relatif kecil. Secara spatial bentuk koridor umumnya berbentuk alamiah seperti sungai. Dan jumlah koridor yang ada memperlihatkan suatu kecenderungan semakin meningkat dari lansekap alamiah menuju arah lansekap perkotaan.
2). Lansekap Pengelolaaan
     Pada lansekap wilayah pengelolaan, kegiatan pembalakan hutan menyebabkan bentuk‑bentuk bercak yang berbeda dalam ukuran dan tingkat degradasi yang tedadi. Hal ini menyebabkan kerusakan dan terdegradasi lahan. Pada Matrik yang tersisia umumnya hanya dapat ditemukan dominasi beberapa jenis yang dicadangkan untuk diproduksi. Hara mineral menjadi terdegradasi, akibat dilarutkan oleh besaran laju air limpasan, terutama pada lahan‑lahan terbuka untuk pembukaaan lahan, pembukaaan wilayah Oalan), dan lokasi pembekalan.
3). Lansekap Budidaya
Perkembangan budidaya usaha tani merupakan tahap awal kegiatan manusia dalam pengelolaaan bentang alam, yang erat kaitannya dengan pengembangan wilayah dan transportasi. Karakteristik lansekap budidaya ada tiga tahapan dalam prosesnya yaitu : tradisionil budidaya usaha tani, kombinasi tradisionil dan modem dan modem. Bersamaan dengan dilakukannya kegiatan budidaya usaha tani tersebut, mulai tumbuh dan berkembang bentuk‑bentuk pemukiman terpencar, berangsur‑angsur mengelompok, dan pada akhimya mulai menyatu. Untuk selanjutnya membentuk perkemapungan kecil dan berubah menjadi pedesaaan dan atau perkotaan.
4). Lansekap Pedesaan
Pada lansekap ini masih ditemukan bercak asli, dimana jumlah ukuran dan bentuknya cukupnya bervariasi. Bentuk bereak lainnya merupakan hasil perubahan akibat gangguan aktifitas manusia, baik dlam bentuk kebun, ataupun perkarangan. Kelimpahan jenis dalam lansekap ini tinggi. Dibanding dengan bercak yang masih asli yang kehidupen liar seperti gulma, dan atau jenis‑jenis parasit. Pada lansekap ini juga dicirikan oleh jalur koridor sebagai penghubung cenderung meningkat. Perananan fungsi struktiur matrik sangat erat kaitannya dengan habitat dan sumber pakan satwa liar.
5). Lansekap Perkotaan
Pada saat perubahan karakteristik stmktur lansekap dalam bentuk alam terdegradasi menjadi bentuk alam perkotaaan, sebagai akbiat dari aktifitas manusia, disatu sisi cenderung menimbulkan bercak bercak baru yang berpengaruh terhadap perubahan lingkungannya. Pada sisi lain, jalur koridor menjadi meningkat, koridor periarian menjadi menurun yang diakibatkan karena kegiatan manusia dan gangguan alam, Proses perubahan bentuk pemukiman (Perkemapungan kearah perkotaaan), kadangkala terpusat dan pengembangannya diatur melalui bentuk‑bentuk kebiajakan.
Berdasarkan uraian diatas, dengan memperhatikan hamparan spatsial bentuk struktur lansekap dari pegunungan hingga lautan maka lansekap alamiah, lansekap pengelolaan, lansekap budidaya, lansekap pedesaan, dan lansekap perkotaaan, pada dasamya merupakan bercak. Fregmentasi habitat yang kini berlansung pada kawasan alami, biasanya dibebakan oleh ulah manusia. Seperd peralihan peruntukan lahan dari hutan menjadi area pertanian, area pertanian menjadi perkebunan atau pemukiman. Hal itu tentu saja bisa mengurangi peluang bagi satwa untuk hidup dan menjalankan kehidupannya, termasuk pengembangbiakan..

F. LANSEKAP ALAMI DI PERKOTAAN
        Lingkungan kota sebagai penyangga kehidupan manusia merupakan pencampuran banyak habitat. Penyebaran Jumlah dan keanekargamanan fauna diberbagai kota sangat berhubungan dengan keanekaragaman dan struktur vegetasi yang selanjutnya akan menetukan kualitas habitat. Lingkungan kota secara cepat telah merubah habiat alami dan komunitas kehidupan liar menjadi unsur‑unsur buatan manusia (Man Made). Permukaaan berpaving dan lansekap buatan serta lahan rumput luas, memerikan sedikit tempat berlindung dan tempat berbiak bagi fauna.
        Pertumbuhan dan perkembangan kota, telah memusnahkan banyak tempat yang diperlukan oleh satwa. Namun demikian masih banyak bagian kota yang menyimpan elemen, keanekaragaman , vegetasi, yarfg dapat ditemukan pada areal jurang, danau, kuburan, kampus yang luas dan hutan kota. Masalah yang paling utama adalah lingkungan yang tersisa itu terpisah‑pisah, sehingga membentuk pulau‑pulau yang terpisah seiring dengan berkembangnya kota. Untuk itu diperlukan koridor konservasi atau koridor perpindahan yang memungkinkan tumbuhan dan satwa, menyebar dari satu habitat ke habitat lain, sehingga memungkinkan aliran gen serta. kolonisasi lokasi yang sesuai.
        Koridor konservasi adalah jalur‑jalur lahan yang dapat digunakan oleh kehidupan liar utnuk menghubungkan areal berhutang dengan areal hutan lainnya yang membentuk suatu sistem hutan yang besar (Spelberg & Sawyer, 1999). Dan untuk menciptakan hubungan antara lingkungan kota dengan. area pedesaan, dapat dilakukan melalui koridor‑k.oridor alami dan atau buatan. Koridor alami antara. lain berupa su’ngai, lereng yang curam. Sedangkan koridor buatan antara lain jalur kereta api, jalan raya, kanal, jalur tegangan tinggi. Koridor‑koridor ini sangat berpengaruh terhadap perpindahan dan penetapan kehidupan liar dikota/pedesaan).
Di dalam merencanakan ruang, terbuka jalur hijau perkotaaan, sumber perkotaaan yang mempunyai nilai spesial terhadap kehidupan liar harus diintegrasikan pada rencana (tata) ruang terbuka jalur hijau itu, Hal ini bukan hanya untuk tainan‑taman dan kawasan rekreasi belaka melainkan juga untuk hubungan antara lansekap alami dan buatan manusia sebagai ruang luar secara kesatauan.

            Referensi:
 Elly M. Setiady, M.Si. dkk. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.

Komentar

Postingan Populer